Minggu, 02 Desember 2012

bayi dengan bisulan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Menurunkan angka kematian bayi merupakan salah satu tujuan dari asuhan kebidanan pada neonatal, bayi dan balita.  Dalam pelaksanaannya masih banyak hambatan yang terjadi, contohnya ialah lahirnya bayi dengan masalah, bayi dengan penyakit tertentu, dan balita yang terserang penyakit.  Maka dari itu penting bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan untuk mengetahui dan terampil dalam mengenali gejala suatu penyakit serta cara menanganinya. Makalah ini akan membahas tentang beberapa penyakit yang dapat menyerang bayi antara lain ialah : bercak mongol, hemangioma, muntah, gumoh, oral trush, diaper rash, sebhorrea, milliariasis, diare, obstipasi , infeksi, syndrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome-sids), muntah dan gumoh, gumoh/regurgitasi serta penatalaksanaanya.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui  masalah  kesehatan yang dapat terjadi pada neonatus, bayi dan balita terutama bisulan
2.      Mengetahui penyebab masalah-masalah kesehatan “bisulan”  pada neonatus, bayi dan balita
3.      Mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan “bisulan” yang terjadi pada neonatus, bayi dan balita
4.      Mengetahui perjalanan penyakit dan penanganan setiap masalah kesehatan yang terjadi
5.      Mengetahui tindakan preventif  yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah-masalah kesehatan pada neonatus, bayi dan balita.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Bisulan
            Selulitis/ abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/ bengkak, disertai nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium pada jaringan subkutan manapun. Bengkak disertai nyeri tekan (bayi menangis bila disentuh ), serta bengkak disertai fluktuasi. Infeksi ini biasanya dijumpai pada hari ke-3 atau lebih.
  Furunkel (bisul) mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh stapholococcus yang memasuki kulit melalui folikel rambut. S. aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga menyebabkan furunkel, karbunkel, osteomelitis, artritis septik, infeksi luka, abses, pneumonia, empiema, endokarditis, meningitis dan penyakit yang diperantarai toksin, termasuk keracunan makanan.
Bisul merupakan nanah yang terkumpul dalam satu rongga yang sangat menyakitkan.   Kelompok bisul biasa dipanggi pekung (carbuncles) tetapi perubahan pada kulit seperti ini tidak biasa berlaku pada kanak-kanak.
Secara medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambut dan kelenjar minyak kulit. Bisul merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman. Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat kemerahan berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu pecah. Biasanya mengeras dan terdapat pada bokong, kuduk, belakang bagian leher, dibawah ketiak, badan dan tungkai, dan sekeliling pinggang, pangkal paha, atas kaki, punggung. Furunkel (boil/bisul) dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.

2.2 Etiologi/ Penyebab
Furunkel dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :
1.      Iritasi pada kulit
2.      Kebersihan kulit yang kurang terjaga
3.      Daya tahan tubuh yang rendah
4.      Infeksi oleh staphylococcus aureus. Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm, susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase positif, pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu.
5.      Bakteri lain atau jamur. Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha dan  bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga, atau jari-jari tangan.

2.3 Tanda dan Gejala
Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya penyakit. Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut :
1.      Nyeri pada daerah ruam. Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk kubah dan bewarna merah disekitarnya.
2.       Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustule.
3.       Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui lobus minoris resistensiae.
4.      Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.
5.      Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari dan dapat mencapai 3-10 cm atau bahkan lebih.
6.      Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat.
7.      Jika pecah spontan atau disengaja, akan mengering dan membentuk lubang yang kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi.
8.      Waktu penyembuhan kurang lebih 2 mg.
9.      Jaringan parut permanen yang terbentuk biasanya tebal dan jelas.

2.4 Patofisiologis
Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut dikulit (folikulitis) yang menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang pus (nanah) yang dekat sekali dengan kulit disebut pustula. Pustula ini menyebabkan kulit diatasnya sangat tipis, sehingga pus di dalam dapat dengan mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel) sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus yang berada di dalam bisul diserap sendiri oleh tubuh, tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang yang ada di kulit.
Bakteri stafilokokus aureus umumnya masuk melalui luka, goresan atau robekan pada kulit. Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus aureus adalah mengerahkan sel PMN ketempat masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ketempat infeksi oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interleukin) yang dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak yang teraktivasi, hal tersebut menyebabkan inflamasi dan terbentuklah pus (gab sel darah putih, bakteri, dan sel kulit mati).

2. 5 gambar bisulan

                                                                       
 
  

2.6 Penatalaksaan
1.      Jaga kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya.
2.      Jangan memijit furunkel, terutama yang letaknya di daerah hidung dan bibir atas karena dapat menyebabkan penyebaran kuman secara hematogen.
3.      Jika terdapat daerah yang berfluktuasi, insisi abses dan alirkan pus. Ambil spesimen pus menggunakan kapas steril, kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan sensitivitas. Tutup luka dengan kompres steril, ganti kompres dua kali sehari sampai luka sembuh.
4.      Berikan kloksalisin atau linkomisin per-oral dan nilai keadaan bayi sekali sehari untuk melihat tanda-tanda perbaikan.
5.      Jika selulitis mulai membaik pada hari ke-5 pengobatan, lanjutkan kloksasilinuntuk melengkapi 10 hari pengobatan.
6.      Jika tidak membaik setelah 5 hari pengobatan, ganti antibiotika sesuai hasil kultur dan sensitivitas, berikan selama 10 hari berikutnya. Jika memungkinkan lakukan pemeriksaan kultur. Bila hasil kultur negatif, lanjutkan pemberian kloksasilin atau sefotaksim dan tambahkan gentamisin selama 10 hari.
7.      Amati bayi selama 24 jam setelah antibiotika dihentikan. Jika selama pengamatan bayi tetap baik, minum dengan baik dan tidak ada masalah yang memerlukan perawatan di rumah sakit, maka bayi boleh dipulangkan.
























2.7 Menejemen kebidanan dan SOAP

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA TUMBUH KEMBANG

Tanggal Masuk : 28-11-2012
No. Register      : 001

I.                   PENGKAJIAN
A.     IDENTITAS
Nama Anak     : An. B
Umur               : 17 Bulan
Nama ayah/ibu            : Ny. A / Tn.O
Penghasilan      : Rp. 2.000.000
Alamat lengkap            :Kp. X  RT/RW  01/08  Kel.Suka Maju Serang-Banten

B.     ANAMNESA
Tanggal            : 28-11-2012    Pukul : 14:30  Oleh : Bidan D
1.      Alasan berkunjung
Ny. A Datang bersama anaknya yang bernama An. B berusia 17 bulan, dengan keluhan terdapat seperti bisul yang terus menerus pada kulit kepala anaknya.

2.      Riwayat kelahiran
Usia kehamilan            : 40 minggu
Jenis kelamin   : Perempuan
Tanggal lahir    : 25-06-2011
Keadaan lahir  : Normal/ spontan
anak yang ke-  : 1
BB waktu lahir : 2900 gram
PB waktu lahir : 48 cm
Kelainan          : tidak ada

3.      Riwayat imunisasi dasar
Jenis imunisasi
Tanggal diberikan imunisasi
BCG
25 juni 2011



Polio
25 september 2011



Campak
25 maret 2012



DPT
Combo
25 juni 2011
combo
Combo

Hepatitis B

4.      Riwayat pemberian kapsul vitaminA
Ke
Di berikan tanggal
Usia

Belum ada
Belum ada









5.      Riwayat pemberian makanan sehat
·         0-4 bulan         : ASI ekslusif
·         4-6 bulan         : ASI ekslusif
·         6-12 bulan       : ASI + makanan tambahan (bubur bayi)
·         12 bulan keatas            : nasi, sayur, lauk, buah
6.      Riwayat perkembangan
·         Personal sosial : ada, bercanda dan  kadang-kadang pamer apa yang dia punya
·         Bahasa             : bisa berkata sekitar 10 kata, dan sering mengoceh sendiri
·         Motorik halus  : ada, menggenggam mainan, bermain gelembung
·         Motorik kasar  : bisa mendorong mainan beroda, berlari, mencocokan benda-benda
C.     PEMERIKSAAN FISIK
a.       Pemeriksaan umum
·         Keadaan umum     : Baik
·         Kesadaran              : compos mentis
·         Suhu                      : 36.50 c
·         Respirasi                : 40X/Menit
·         Nadi                       : 120X/Menit
·         Tinggi badan          : 80 cm
·         Berat badan           : 10000 gram
·         Lingkar kepala       : 44 cm
b.      Pemeriksaan fisik
-          Gigi                              : gigi susu sudah ada, tidak ada karies gigi
-          Gusi                             : warna merah muda, tidak ada tanda lesi
-          Rambut                        : hitam, lebat
-          Leher                           : tidak ada benjolan, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
-          Dada                            :simetris
-          Paru                             : normal
-          Jantung                        : normal
-          Abdomen                     : simetris, tidak kembung
-          Umbilikus                    :normal, menonjol
-          Kulit                            : bersih, tidak ada bekas luka
-          Punggung                     : simetris, tulang belakang normal
-          Ekstremitas atas/bawah : aktif, jari-jari lengkap
-          Genetalia                     : labio mayora sudah menutupi labio minora
-          Anus                            : ada dan berlubang





I.                    INTERPRETASI DATA
Diagnosa : An.B  usia 17 bulan dengan keadaan furuntel secara terus menerus di kepala

Data dasar : An. B umur 17 bulan dengan BB 10000 gram, lingkar kepala 44 cm, suhu 36,5°c,  respirasi 40 X/menit, nadi 120X/ menit

Masalah : tidak ada

II.                 DIAGNOSAPOTENSIAL
                                TIDAK ADA
III.               TINDAKAN SEGERA
                                TIDAK ADA
IV.              PERENCANAAN
-          Lakukan inform consent
-          Beritahu hasil pemeriksaan
-          Berikan PenKes tentang:  - Nutrisi/ gizi seimbang pada balita
          -Pertumbuhan dan perkembangan bayi
          - Kebersihan personal balita
          - Pencegahan terjadinya bisulan kembali
-      Anjurkan untuk kontrol ulang jika penyakit masih berlanjut
V.                 PELAKSANAAN
-          Melakukan inform consent
-          Memberitahu hasil pemeriksaan
-          memberikan PenKes tentang:  - Nutrisi/ gizi seimbang pada balita
                 -Pertumbuhan dan perkembangan bayi
                 - Kebersihan personal balita
                 - Pencegahan terjadinya bisulan kembali
-      Menganjurkan untuk kontrol ulang jika penyakit masih berlanjut










SOAP PADA BAYI DENGAN BISUL USIA 17 BULAN

Tanggal pengkajian:28-11-2012
Waktu pengkajian:14.30

Identitas Anak
Nama Anak     : An. B
Umur               : 17 Bulan
Nama ayah/ibu            : Ny. A / Tn.O
Penghasilan      : Rp. 2.000.000
Alamat lengkap            :Kp. X  RT/RW  01/08  Kel.Suka Maju Serang-Banten

S:  Ny. A  mengatakan bahwa An. B berumur 17 bulan jenis kelamin perempuan mengalami bisul secara terus menerus di kepalanya. Ny. A mengatakan An. B lahir pada tanggal 25 juni 2011 dengan usia kehamilan 40 minggu.
O:  An. B umur 17 bulan dengan
-          Keadaan umum           : Baik
-          Kesadaran                    : compos mentis
-          Suhu                            : 36.50 c
-          Respirasi                      : 40X/Menit
-          Nadi                             : 120X/Menit
-          Tinggi badan                : 80 cm
-          Berat badan                 : 10000 gram
-          Lingkar kepala                         : 44 cm
A: An.B  umur 17 bulan dengan furuntel dikepalanya yang terjadi secara terus menerus
P: Tanggal:  28/11/2012                       Pukul: 14.30                                          
-          Lakukan inform consent
-          Beritahu hasil pemeriksaan
-          Berikan PenKes tentang:  - Nutrisi/ gizi seimbang pada balita
          -Pertumbuhan dan perkembangan bayi
          - Kebersihan personal balita
          - Pencegahan terjadinya bisulan kembali
-      Anjurkan untuk kontrol ulang jika penyakit masih berlanjut



BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan                                                                 
Selulitis/ abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/bengkak, disertai nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium pada jaringan subkutan. Furunkel (bisul) mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh stapholococcus yang memasuki kulit melalui folikel rambut. S. aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering menyebabkan bisulan.
Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat kemerahan berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu pecah.

3.2 Saran
            Kepada masyarakat khususnya ibu yang memiliki anak balita, diharapkan menjaga kebersihan personal pada anaknya, seperti kebersihan kuku yang menyimpan berbagai macam kuman potensial untuk kesehatan anak.