BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurunkan angka kematian bayi merupakan salah satu tujuan
dari asuhan kebidanan pada neonatal, bayi dan balita. Dalam
pelaksanaannya masih banyak hambatan yang terjadi, contohnya ialah lahirnya
bayi dengan masalah, bayi dengan penyakit tertentu, dan balita yang terserang
penyakit. Maka dari itu penting bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan
untuk mengetahui dan terampil dalam mengenali gejala suatu penyakit serta cara
menanganinya. Makalah ini akan membahas tentang beberapa penyakit yang dapat
menyerang bayi antara lain ialah : bercak mongol, hemangioma, muntah, gumoh,
oral trush, diaper rash, sebhorrea, milliariasis, diare, obstipasi , infeksi,
syndrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome-sids), muntah dan
gumoh,
gumoh/regurgitasi serta penatalaksanaanya.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui masalah kesehatan yang dapat terjadi pada neonatus,
bayi dan balita terutama bisulan
2. Mengetahui
penyebab masalah-masalah kesehatan “bisulan” pada neonatus, bayi dan
balita
3. Mengetahui
tanda dan gejala masalah kesehatan “bisulan”
yang terjadi pada neonatus, bayi dan balita
4. Mengetahui
perjalanan penyakit dan penanganan
setiap masalah kesehatan yang terjadi
5. Mengetahui
tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah-masalah
kesehatan pada neonatus, bayi dan balita.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Bisulan
Selulitis/
abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/ bengkak,
disertai nyeri
hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium pada jaringan
subkutan manapun. Bengkak disertai nyeri tekan (bayi menangis bila disentuh ),
serta bengkak disertai fluktuasi. Infeksi ini biasanya dijumpai pada hari ke-3
atau lebih.
Furunkel (bisul) mengelilingi
nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh stapholococcus yang memasuki kulit
melalui folikel rambut. S. aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang
paling sering, ia dapat juga menyebabkan furunkel, karbunkel, osteomelitis,
artritis septik, infeksi luka, abses, pneumonia, empiema, endokarditis,
meningitis dan penyakit yang diperantarai toksin, termasuk keracunan makanan.
Bisul merupakan nanah yang terkumpul dalam satu rongga yang
sangat menyakitkan. Kelompok bisul biasa dipanggi pekung
(carbuncles) tetapi perubahan pada kulit seperti ini tidak biasa berlaku pada
kanak-kanak.
Secara medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambut
dan kelenjar minyak kulit. Bisul merupakan salah satu penyakit kulit yang
disebabkan oleh kuman. Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan
kulitnya terhadap invasi kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa
masa padat kemerahan berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat gelembung
bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu pecah. Biasanya mengeras dan
terdapat pada bokong, kuduk, belakang bagian leher, dibawah ketiak, badan dan
tungkai, dan sekeliling pinggang, pangkal paha, atas kaki, punggung. Furunkel (boil/bisul) dapat terbentuk pada lebih dari
satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.
2.2 Etiologi/ Penyebab
Furunkel dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Iritasi pada kulit
2. Kebersihan kulit yang kurang terjaga
3. Daya tahan tubuh yang rendah
4. Infeksi oleh staphylococcus aureus.
Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm, susunan bergerombol seperti
anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase positif, pada pewarnaan gram
tampak berwarna ungu.
5. Bakteri lain atau jamur. Paling sering ditemukan
didaerah tengkuk, axial, paha dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika
timbul didaerah sekitar hidung, telinga, atau jari-jari tangan.
2.3 Tanda dan Gejala
Gejala
yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya penyakit. Gejala yang sering ditemui
pada furunkel adalah sebagai berikut :
1. Nyeri pada daerah ruam. Muncul
tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk kubah dan bewarna merah
disekitarnya.
2. Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang
berbentuk kerucut dan memiliki pustule.
3. Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan
jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui lobus
minoris resistensiae.
4. Setelah seminggu, umumnya furunkel
akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.
5. Ukuran tonjolan meningkat dalam
beberapa hari dan dapat mencapai 3-10 cm atau bahkan lebih.
6. Demam dan malaise sering muncul dan
pasien tampak sakit berat.
7. Jika pecah spontan atau disengaja,
akan mengering dan membentuk lubang yang kuning
keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi.
8. Waktu penyembuhan kurang lebih 2 mg.
9. Jaringan parut permanen yang
terbentuk biasanya tebal dan jelas.
2.4 Patofisiologis
Infeksi
dimulai dari peradangan pada folikel rambut dikulit (folikulitis) yang menyebar
pada jaringan sekitarnya. Radang pus (nanah) yang dekat sekali dengan kulit
disebut pustula. Pustula ini menyebabkan kulit diatasnya sangat tipis, sehingga
pus di dalam dapat dengan mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel)
sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus yang berada di
dalam bisul diserap sendiri oleh tubuh, tetapi lebih sering mengalir sendiri
melalui lubang yang ada di kulit.
Bakteri stafilokokus aureus umumnya
masuk melalui luka, goresan atau robekan pada kulit. Respon primer host
terhadap infeksi stafilokokus aureus adalah mengerahkan sel PMN ketempat
masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik
ketempat infeksi oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau
peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interleukin)
yang dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak yang teraktivasi, hal tersebut
menyebabkan inflamasi dan terbentuklah pus (gab sel darah putih, bakteri, dan sel
kulit mati).
2. 5 gambar
bisulan
2.6 Penatalaksaan
1. Jaga kebersihan daerah yang
mengalami furunkel serta daerah sekitarnya.
2. Jangan memijit furunkel, terutama
yang letaknya di daerah hidung dan bibir atas karena dapat menyebabkan
penyebaran kuman secara hematogen.
3. Jika terdapat
daerah yang berfluktuasi, insisi abses dan alirkan pus. Ambil spesimen pus
menggunakan kapas steril, kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan
sensitivitas. Tutup luka dengan kompres steril, ganti kompres dua kali sehari
sampai luka sembuh.
4. Berikan
kloksalisin atau linkomisin per-oral dan nilai keadaan bayi sekali sehari untuk
melihat tanda-tanda perbaikan.
5. Jika selulitis
mulai membaik pada hari ke-5 pengobatan, lanjutkan kloksasilinuntuk melengkapi
10 hari pengobatan.
6. Jika tidak
membaik setelah 5 hari pengobatan, ganti antibiotika sesuai hasil kultur dan
sensitivitas, berikan selama 10 hari berikutnya. Jika memungkinkan lakukan
pemeriksaan kultur. Bila hasil kultur negatif, lanjutkan pemberian kloksasilin
atau sefotaksim dan tambahkan gentamisin selama 10 hari.
7. Amati bayi
selama 24 jam setelah antibiotika dihentikan. Jika selama pengamatan bayi tetap
baik, minum dengan baik dan tidak ada masalah yang memerlukan perawatan di
rumah sakit, maka bayi boleh dipulangkan.
2.7 Menejemen kebidanan dan SOAP
MANAJEMEN
KEBIDANAN PADA TUMBUH KEMBANG
Tanggal
Masuk : 28-11-2012
No.
Register : 001
|
I.
PENGKAJIAN
A.
IDENTITAS
Nama
Anak : An. B
Umur : 17 Bulan
Nama
ayah/ibu : Ny. A / Tn.O
Penghasilan : Rp. 2.000.000
Alamat
lengkap :Kp. X RT/RW
01/08 Kel.Suka Maju Serang-Banten
B.
ANAMNESA
Tanggal : 28-11-2012
Pukul : 14:30 Oleh : Bidan D
1.
Alasan
berkunjung
Ny.
A Datang bersama anaknya yang bernama An. B berusia 17 bulan, dengan keluhan
terdapat seperti bisul yang terus menerus pada kulit kepala anaknya.
2.
Riwayat
kelahiran
Usia
kehamilan : 40 minggu
Jenis
kelamin : Perempuan
Tanggal
lahir : 25-06-2011
Keadaan
lahir : Normal/ spontan
anak
yang ke- : 1
BB
waktu lahir : 2900 gram
PB
waktu lahir : 48 cm
Kelainan : tidak ada
3.
Riwayat
imunisasi dasar
Jenis imunisasi
|
Tanggal diberikan imunisasi
|
|||
BCG
|
25
juni 2011
|
|||
Polio
|
25
september 2011
|
|||
Campak
|
25
maret 2012
|
|||
DPT
|
Combo
25
juni 2011
|
combo
|
Combo
|
|
Hepatitis
B
|
4.
Riwayat
pemberian kapsul vitaminA
Ke
|
Di
berikan tanggal
|
Usia
|
Belum
ada
|
Belum
ada
|
|
5.
Riwayat
pemberian makanan sehat
·
0-4
bulan : ASI ekslusif
·
4-6
bulan : ASI ekslusif
·
6-12
bulan : ASI + makanan tambahan
(bubur bayi)
·
12
bulan keatas : nasi, sayur,
lauk, buah
6.
Riwayat
perkembangan
·
Personal
sosial : ada, bercanda dan kadang-kadang pamer apa yang dia punya
·
Bahasa : bisa berkata sekitar 10 kata, dan
sering mengoceh sendiri
·
Motorik
halus : ada, menggenggam mainan, bermain
gelembung
·
Motorik
kasar : bisa mendorong mainan beroda,
berlari, mencocokan benda-benda
C.
PEMERIKSAAN
FISIK
a.
Pemeriksaan
umum
·
Keadaan
umum : Baik
·
Kesadaran
: compos mentis
·
Suhu
: 36.50 c
·
Respirasi : 40X/Menit
·
Nadi
: 120X/Menit
·
Tinggi
badan : 80 cm
·
Berat
badan : 10000 gram
·
Lingkar
kepala : 44 cm
b.
Pemeriksaan
fisik
-
Gigi : gigi susu sudah
ada, tidak ada karies gigi
-
Gusi
: warna merah
muda, tidak ada tanda lesi
-
Rambut
: hitam, lebat
-
Leher
: tidak ada
benjolan, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
-
Paru
: normal
-
Jantung
: normal
-
Abdomen
: simetris, tidak
kembung
-
Umbilikus
:normal, menonjol
-
Kulit
: bersih, tidak
ada bekas luka
-
Punggung : simetris, tulang
belakang normal
-
Ekstremitas
atas/bawah : aktif, jari-jari lengkap
-
Genetalia : labio mayora sudah
menutupi labio minora
-
Anus
: ada dan
berlubang
I.
INTERPRETASI
DATA
Diagnosa :
An.B usia 17 bulan dengan keadaan
furuntel secara terus menerus di kepala
Data dasar
: An. B umur 17 bulan dengan BB 10000 gram, lingkar kepala 44 cm, suhu
36,5°c, respirasi 40 X/menit, nadi 120X/
menit
Masalah :
tidak ada
II.
DIAGNOSAPOTENSIAL
TIDAK ADA
III.
TINDAKAN
SEGERA
TIDAK ADA
IV.
PERENCANAAN
-
Lakukan
inform consent
-
Beritahu
hasil pemeriksaan
-
Berikan
PenKes tentang: - Nutrisi/ gizi seimbang
pada balita
-Pertumbuhan dan perkembangan bayi
- Kebersihan personal balita
- Pencegahan terjadinya bisulan
kembali
- Anjurkan untuk kontrol ulang jika penyakit
masih berlanjut
V.
PELAKSANAAN
-
Melakukan
inform consent
-
Memberitahu
hasil pemeriksaan
-
memberikan
PenKes tentang: - Nutrisi/ gizi seimbang
pada balita
-Pertumbuhan dan perkembangan bayi
- Kebersihan personal balita
- Pencegahan terjadinya bisulan kembali
- Menganjurkan untuk kontrol ulang jika
penyakit masih berlanjut
SOAP PADA
BAYI DENGAN BISUL USIA 17 BULAN
Tanggal
pengkajian:28-11-2012
Waktu
pengkajian:14.30
Identitas Anak
Nama Anak : An. B
Umur : 17 Bulan
Nama ayah/ibu : Ny. A / Tn.O
Penghasilan : Rp. 2.000.000
Alamat lengkap :Kp. X RT/RW
01/08 Kel.Suka Maju Serang-Banten
S:
Ny. A mengatakan bahwa An. B
berumur 17 bulan jenis kelamin perempuan mengalami bisul secara terus menerus
di kepalanya. Ny. A mengatakan An. B lahir pada tanggal 25 juni 2011 dengan
usia kehamilan 40 minggu.
O:
An. B umur 17 bulan dengan
-
Keadaan
umum : Baik
-
Kesadaran
: compos mentis
-
Suhu
: 36.50 c
-
Respirasi : 40X/Menit
-
Nadi
: 120X/Menit
-
Tinggi
badan : 80 cm
-
Berat
badan : 10000 gram
-
Lingkar
kepala : 44 cm
A: An.B umur 17 bulan dengan furuntel dikepalanya
yang terjadi secara terus menerus
P: Tanggal: 28/11/2012 Pukul: 14.30
-
Lakukan inform consent
-
Beritahu hasil pemeriksaan
-
Berikan PenKes tentang: - Nutrisi/ gizi seimbang pada balita
-Pertumbuhan dan perkembangan bayi
-
Kebersihan personal balita
-
Pencegahan terjadinya bisulan kembali
- Anjurkan
untuk kontrol ulang jika penyakit masih berlanjut
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Selulitis/
abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/bengkak,
disertai nyeri
hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium pada jaringan
subkutan. Furunkel
(bisul) mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh stapholococcus
yang memasuki kulit melalui folikel rambut. S. aureus adalah penyebab infeksi
piogenik kulit yang paling sering menyebabkan bisulan.
Penyakit ini sering dijumpai pada
anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi kuman belum sesempurna orang
dewasa. Kelainan berupa masa padat kemerahan berbentuk kerucut, ditengahnya
terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu pecah.
3.2 Saran
Kepada masyarakat khususnya ibu yang
memiliki anak balita, diharapkan menjaga kebersihan personal pada anaknya,
seperti kebersihan kuku yang menyimpan berbagai macam kuman potensial untuk
kesehatan anak.